Dimulai dari bencana yang terjadi secara bersamaan yaitu, tsunami, bencana banjir, dan gunung meletus. Hal ini cukup menarik perhatian dunia. Mata-mata yang disibukkan rutinitas sehari-hari diajak meneteskan air mata sejenak setelah mendengar kejadian ini.
Banyak dari antara kita, pelajar dan penduduk Indonesia yang berkesempatan menengok negara lain, menunggu setiap berita baru dari berbagai macam media elektronik ataupun cetak.
Sebagai tindak lanjut, banyak para pelajar yang dengan menyebarkan video dan semacamnya menggalang dana untuk korban bencana alam di Indonesia. Kegiatan layaknya efek domino ini dapat menumbuhkan kepedulian global.
Dari situlah akan muncul sebuah harapan yang menjadikan bencana ini sebagai waktu untuk menengok ke dalam hati kita masing-masing, hal penting apa saja yang terletak di sana.
Teman-teman dan saudara kita ada di sana sebegitu dekatnya dengan kejadian alam yang dijadikannya bencana. Tugas kita, tentu jangan dengan menangisinya, hingga habis air mata lalu berhenti. Tak ada satupun air mata yang berguna kalau jatuh begitu saja.
Selayaknya kita bergandeng tangan dan menumbuhkan harapan. Seperti tukang bangunan yang hanya dapat membangun. Jika hanya doa kekuatan kita, lakukanlah semaksimal mungkin.
Percayalah jika sekecil apapun, kalau kita peduli, itu adalah awal terbentuknya harapan.
Tidak akan ada pelangi tanpa hujan. Tetaplah bergandengan tangan, teman-teman.
Selamat malam. :) 再見.
No comments:
Post a Comment